Lelah #onme2
Selasa lagi. Lalu menuju selasa depan. Tidak terasa. Hari ini aku worked full kembali. 14 jam. Bukanlah waktu yang pendek. Ya walaupun bekerja sebagai divisi pantry hanya sekadar membuatkan minuman, cukup sibuk juga jika customer datang secara berbarengan. Bayangkan saja.
Akhirnya, aku di Bekasi lagi. Sepertinya memang tidak ada ya pekerjaan impian di tanah kelahiran? Kecuali mungkin kalau aku berani membuka peluang usaha sendiri. Berdagang, atau bergerak dibidang jasa dengan beberapa skill yang aku punya (mungkin). Tidak mudah.
Tidak terasa juga, hari ini adalah hari yang pendek untuk menatap ke depan. 2023 akan selesai. Terasa baru kemarin saja aku pergi dari Bekasi. Tepatnya Cikarang. Kontrak yang tidak diperpanjang di salah satu perusahan kelas menengah itu, memutuskanku untuk pergi meninggalkan Cikarang, Bekasi. Satu-satunya pengalamanku juga bisa merasakan bekerja di sebuah pabrik (PT) yang sejak lulus sekolah memang aku inginkan. Tentu faktor sebabnya adalah isu-isu gaji yang besar per bulannya. Padahal, bekerja selama 8 jam untuk terus berdiri dan melakukan pekerjaan, lebih berat, ketimbang bekerja dengan waktu 14 jam, tapi santai. Contohnya sekarang. Aku bisa menulis catatan ini, bukan?
Muehehe. Tentu aku berpikir demikian setelah membandingkan antara profesi kedua bidang itu. Juga tentu saja dengan pengalaman yang sudah aku telan. Ya, aku kembali di Bekasi, setelah berusaha mencari, dan tetap ingin menjadi budak pekerja di kota sendiri, di tanah kelahiran sendiri. Tapi tetap saja, ujung-ujungnya di pisahkan juga.
Sebelum di sini, aku memang bekerja di kota ku sendiri. Bekerja di sebuah toko kue yang kadang ramai, kadang sepi. Lalu pemilik toko, atau si Bos-ku itu memintaku agar meneriwa tawarannya. Tawaran yang cukup membuatku menghela napas panjang kala itu. Adalah dipindahkannya aku ke kota kecil di ujung utara pulau Jawa. Yep, Cirebon. Aku sudah banyak menuliskan catatan di sini selama aku tinggal di Cirebon. Jika punya waktu banyak, dan memang minat untuk membacanya, kamu cari saja ya.
Dari Cirebon akhinya aku pergi lagi pulang. Singkatnya, setelah satu minggu di rumah (di tanah kelahiran) aku berangkat ke sini, ke Bekasi. Tidak ada perasaan buruk, atau kurang menyenangkan saat pertama kali menginjakan kaki di sini. Berkenalan dengan orang-orang baru, mengenali satu per satu karakter mereka, makan, minum, mengobrol. Hanya mungkin untuk satu hal. Tempat messnya yang membuatku kurang nyaman. Aku kembali menghela napas panjang. Adaptasi baru.
Full day working? Worked full, atau apalah tulisan kerennya? Yang jelas hari ini aku kembali bekerja full 14 jam. Karena normalnya, aku bekerja memang hanya 8 jam. Bergiliran dengan rekan kerjaku setiap hari. Hari ini misalkan aku masuk pagi, pulang sore. Dilanjutkan dari sore, sampai malam, sampai selesai oleh rekan kerjaku. Besoknya, giliran rekan yang masuk pagi, aku mulai sorenya. Begitu seterusnya. Sebab hari ini rekan kerjaku sedang kontrol ke rumah sakit, mau gak mau, aku harus membackupnya.
Ya inilah risiko yang kadang-kadang tidak diduga dalam suatu bidang pekerjaan, menjadi seorang karyawan. Padahal, bulan sebelumnya, di bulan November, hampir satu bulan penuh, aku masuk full day. Dikarenakan bulan November, partner kerjaku dari divisi pantry ini mengundurkan diri. Aku tinggal sendiri. Hampir satu bulan penuh, tepatnya 24 hari. Sampai akhirnya dapatlah orang baru untuk mengisi kekosongan itu. Tapi, apa mungkin kurang cocok dengan dia cara kerjanya? Padahal, untukku pribadi, pekerjaannya tidak terlalu repot. Dia sakit, dan aku juga tampaknya kurang waktu beristirahat. Wajar, jika hari ini baru terasa sekali. Lelah.
Komentar
Posting Komentar